Industri kesehatan adalah salah satu instansi yang banyak mengenakan seragam. Mulai dari seragam dokter, perawat, staf rumah sakit, hingga seragam laboratorium. Seragam laboratorium sendiri terdiri dari beberapa jenis. Salah satunya adalah jas laboratorium.

Jas laboratorium adalah seragam yang wajib dikenakan oleh petugas laboratorium. Seragam ini berfungsi sebagai alat pelindung diri dari bahan-bahan kimia yang terdapat dalam laboratorium. Jenis-jenis kain yang digunakan untuk jas lab pun cukup bervariatif, tergantung pada kegunaannya. Lalu, kain apa saja yang biasa digunakan untuk membuat seragam laboratorium? Berikut ini ulasannya.

Jenis Kain untuk Seragam Laboratorium

Jas laboratorium berfungsi sebagai protektif untuk tubuh Anda dari paparan zat kimia yang ada di laboratorium. Dengan fungsinya tersebut, bahan yang digunakan untuk membuat jas lab haruslah mampu menyerap dan memantulkan tumpahan zat kimia maupun percikan api.

  1. Jas laboratorium sekali pakai 

Jas laboratorium dengan material sekali pakai biasanya digunakan untuk laboratorium klinis dan biologis. Selain itu, material sekali pakai juga digunakan untuk seragam laboratorium kimia. Kendati demikian, material ini tidak baik digunakan jika terdapat potensi bahaya api yang signifikan pada area laboratorium.

  1. Kain polyester katun 

Seragam laboratorium juga biasa menggunakan kain polyester katun dengan perbandingan 65% ; 35%. Jas ini biasa digunakan pada laboratorium biologi yang membutuhkan penanganan khusus. Meski begitu, jas laboratorium yang terbuat dari polyester katun tidak direkomendasikan untuk pekerjaan laboratorium yang dapat menimbulkan api, sebab seragam jenis ini mudah terbakar.

  1. Kain katun poliester

Kain selanjutnya yang biasa digunakan untuk membuat seragam laboratorium adalah kain katun poliester. Perbandingan yang biasa digunakan adalah 75% ; 25%. Jas yang terbuat dari bahan katun poliester cocok untuk digunakan kegiatan klinis seperti laboratorium klinis, laboratorium material biologis,maupun rumah sakit. Sama seperti jas sebelumnya, material ini juga mudah terbakar.

  1. Kain katun

Jika dibandingkan dengan jenis kain poliester katun maupun katun polyester, jas dari bahan katun lebih tahan terhadap api. Meski begitu, jas laboratorium yang terbuat dari bahan katun bersifat lebih tebal sehingga tidak nyaman jika digunakan saat cuaca panas. Selain itu, seragam laboratorium dari bahan katun tidak dapat disterilisasi menggunakan autoklaf.

  1. Kain katun tahan api

Seragam laboratorium yang terbuat dari katun dan tambahan material tahan api adalah pilihan pas untuk Anda yang  bekerja di laboratorium dengan risiko bahaya api. Jas ini mampu melindungi Anda dari percikan api, sehingga tidak mengalami luka bakar. Walaupun begitu, jas laboratorium dengan bahan katun tahan api lebih mahal dibanding jenis lainnya.

  1. Material nomeks 

Material terakhir yang sering dijadikan sebagai bahan pembuatan jas laboratorium adalah material nomeks. Bahan ini memiliki permukaan tebal dan terkarbonisasi, sehingga tahan terhadap api. Sekalipun jas laboratorium ini terbakar, bentuknya tetap akan utuh.

Jas laboratorium yang terbuat dari material nomeks jauh lebih kuat dibanding jenis lainnya. Selain itu, jas ini juga lebih fleksibel dan tidak mudah robek. Keunggulan lain dari jas ini adalah tahan terhadap larutan kimia yang terdapat dalam laboratorium, termasuk cairan asam dan basa. Kendati demikian, seragam laboratorium yang terbuat dari material nomeks tidak nyaman ketika digunakan di ruang terbuka. Dari segi harga, jas ini juga jauh lebih mahal.

Demikianlah jenis-jenis kain yang biasa digunakan untuk membuat seragam laboratorium. Dari semua jenis kain, mana yang paling pas untuk pekerjaan Anda?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Menu